Sri Suryo S
Ketika pekik “merdeka” hanya nambah pilu dihati.
Tanah, air bukan lagi milik bangsa ini.
Semua dikuasai manusia serakah.
Manusia yang dulu dibesarkan bangsa ini.
Berbalas budipun tidak…rakusnya bukan kepalang.
Ketika pekik “merdeka” hanya slogan setiap tahun.
Maka rakyat hanya cukup gembira dengan lomba sederhana tujuhbelas agutusan.
Lupa sesaat bahwa besok lusa dan hari hari berikutnya harus menjadi buruh terbuang di negeri sendiri.
Bersuarapun tidak mampu, apalagi berteriak “merdeka”