Kemusyrikan adalah Fitnah yang Bahayanya Melebihi Pembunuhan

بسم الله الرحمن الرحيم

🔹 Allah subhanallah wa ta’ala berfirman,

{وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ}

“Dan fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan.”
(Al-Baqarah 191)

Menurut Abu Malik, makna ayat ini ialah bahwa apa yang sedang kalian hadapi itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan.

Abul Aliyah, Mujahid, Qatadah, Sa’id ibnu Jubair, Ikrimah, Al-Hasan, Ad-Dahhak, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:

Dan fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan, artinya: musyrik itu bahayanya lebih besar daripada pembunuhan.

📚 Ibnu Katsir. Taftsir Katsir

Penyebab Rusaknya Hati

بسم الله الرحمن الرحيم

🔹Al-Hasan al-Bashri rahimahullahu ta’ala berkata,

فساد القلوب متولد من ستة أشياء، أولها:
يذنبون برجاء التوبة، ويتعلمون العلم ولا يعملون به، وإذا عملوا لا يخلصون، ويأكلون رزق الله ولا يشكرون، ولا يرضون بقسمة الله، ويدفنون موتاهم ولا يعتبرون.

“Rusaknya hati lahir dari enam perkara,

1. Melakukan dosa dengan harapan ada kesempatan taubat untuknya.

2. Mempelajari ilmu agama, namun tidak diamalkan.

3. Dan kalaupun mereka mengamalkannya, tidak didasari dengan keikhlasan.

4. Mereka menikmati rezeki dari Allah, namun tidak bersyukur dengannya.

5. Mereka tidak ridho dengan pembagian rezeki yang Allah berikan.

6. Mereka menguburkan orang yang telah wafat, namun mereka tidak mengambil pelajaran darinya.”

📚 Iqazhu Ulil Himam 1/96

Doa Berlindung dari Hutang

بسم الله الرحمن الرحيم

🔹Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdo’a dalam shalat,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

‘Allahumma innii a’uudzu bika minal ma’tsami wal maghram”
( Ya Allah aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan terlilit hutang ).

Lalu ada seseorang yang bertanya,

لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنْ الْمَغْرَمِ

“Wahai Rasulullah mengapa Engkau banyak meminta perlindungan dari hutang ?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ

“Sesungguhnya seseorang apabila sedang berhutang ketika dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering menyelisihinya.”

📚 HR. al Bukhari 2222, Muslim 925 dan Abu Dawud 746 dari Aisyah radhiyallahu anha

Ketenangan di Hati Mukmin

بسم الله الرحمن الرحيم

🔹 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَا دُوْۤا اِيْمَا نًا مَّعَ اِيْمَا نِهِمْ ۗ وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا

“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(QS. Al Fath [48]: 4).

🔹 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Kebaikan itu adalah yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tentram kepadanya. Sementara dosa adalah yang jiwa meresa tidak tenang dan hati merasa tidak tentram kepadanya, walaupun orang-orang memberimu fatwa (mejadikan untukmu keringanan).”
(HR. Ahmad)

Berhati Hati Memilih Teman Musyawarah

بسم الله الرحمن الرحيم

🔹 Nasehat Thalhah bin Ubaidillah radhiyallah’anhu (wafat 36 H)

«لاَتُشَاوِرْ بَخِيْلًا فىِ صِلَةٍ وَلَاجَبَانًا فِى حَرْبٍ وَلَاشَابًّا فِى جَارِيَةٍ»

“Jangan bermusyarah kepada orang bakhil dalam silaturrahim, jangan meminta pendapat kepada penakut dalam perang, dan jangan bertanya kepada anak muda tentang masalah jariyah (wanita muda)”

📚 Ibnu Abi Al Dunya. Makarimul Akhlaq, 1/252