Tadabbur Al Qur’an Surat Al-Ahzab, Ayat 70-71

26 Rabiul Akhir 1446 H

 

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (70)

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (71) 

 (70) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.

 (71) Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Tafsir Ibnu Katsir 

Allah Swt. memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar tetap bertakwa kepada-Nya dan menyembah-Nya dengan penyembahan sebagaimana seseorang yang melihat-Nya, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar, yang jujur, tidak bengkok, tidak pula menyimpang. Lalu Allah menjanjikan kepada mereka jika mereka melakukan perintah-perintah-Nya ini, Dia akan memberi mereka pahala dengan memperbaiki amal perbuatan mereka. Yakni Allah memberi mereka taufik untuk mengerjakan amal-amal yang saleh, dan bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang terdahulu. Sedangkan dosa yang akan mereka lakukan di masa mendatang, Allah akan memberi mereka ilham untuk bertobat darinya.

PEMUDA HEBAT

23 Rabiul Akhir, 1446 H.

Amalkan nasihat berikut ini:

1. Menyibukkan waktu dengan ibadah dan hal-hal yang bermanfaat untuk dunianya.
2. Memilih guru dengan baik.
3. Waspada dengan waktu senggang yang dimiliki.
4. Bersemangat dalam mencari ilmu.
5. Menjadikan akhirat sebagai obsesi terbesar.
6. Tidak menyia-nyiakan masa muda.
7. Memaksimalkan potensi yang dimiliki pemuda, berupa kekuatan berpikir dan fisik, untuk kebaikan.
8. Berusaha untuk tidak menjadi beban bagi orang lain.
9. Jangan sampai melupakan urusan sholat.
10. Tidak memulai pertemuan kecuali dengan (mengucapkan) salam.
11. Menjadi sosok yang rajin dan taat.
12. Jangan suka menunda-nunda.

(Disarikan dari kitab Washiyyatus Salaf lisy Syabaab karya Syeikh Abdurrozzaq حفظه الله تعالى)

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah MA, حفظه الله تعالى

Tadabbur Al Qur’an Al-Jasiyah 45: Ayat 3

20 Rabiul Akhir 1446 H

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأٓيَٰتٍ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ
“Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin.”
(QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 3)

Ayat ini menerangkan bahwa sebagai bukti Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, dapat dilihat pada kejadian langit, bumi, pada diri manusia dan pada binatang yang beraneka ragam macamnya. Ditegaskan bahwa di langit dan di bumi, banyak sekali terdapat tanda-tanda kekuasaan dan keperkasaan Allah.

Continue reading “Tadabbur Al Qur’an Al-Jasiyah 45: Ayat 3”

PUASA HARI ARAFAH: TERKAIT DENGAN WAKTU ATAU TEMPAT?

Oleh: Muhammad Shiddiq Al-Jawi

Ada dua pandangan dalam masalah ini, yaitu dalam masalah puasa hari Arafah, apakah puasa ini terkait dengan waktu atau tempat? Kedua pandangan tersebut adalah:

Pandangan Pertama, pandangan ini dianut oleh beberapa ulama seperti Syaikh Ibnu Utsaimin –rahimahullah– yang berpendapat bahwa yang menjadi acuan adalah rukyatul hilal (melihat hilal) di setiap negeri secara mutlak dan tidak memperhatikan apakah hari itu jamaah haji sedang berwukuf di Arafah. Maka, puasa Arafah disyariatkan pada hari kesembilan Dzulhijjah berdasarkan rukyatul hilal di setiap-tiap negeri, meskipun tidak sesuai dengan hari ketika jamaah haji sedang berwukuf di Arafah. Singkatnya, puasa hari Arafah terkait dengan waktu, bukan tempat.

Continue reading “PUASA HARI ARAFAH: TERKAIT DENGAN WAKTU ATAU TEMPAT?”

MERDEKA DAN NASI GORENG

Puisi Rusdy Setiawan Putra

Kami menjadi gagap dan tolol
Saat mengucapkan kata Merdeka.
Lidah kami kelu
Tak bisa mengeja kata Merdeka.
Kami gundah, gelisah dan limbung menghadapi kemerdekaan.

Kita tidak bisa membedakan Kemerdekaan dan Nasi Goreng

Bagaimana kita merdeka, karena memahami dan bahkan kita masih mengeja kata merdeka.
Bertabur janji kemunafikan.
Rakyat ditindas di rumahnya sendiri.
Dijajah kaum kapitalis berdasi.
Dipecundangi mafia-mafia istana.
Rakyat tak berdaya menghadapi Firaun dan para pengikutnya.

Continue reading “MERDEKA DAN NASI GORENG”