Kemerdekaan Republik Indonesia Momentum Untuk Kembali mensyukuri Atas Rahmat-Nya

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

oleh Ustad Zarohman

Ketika dibangku kota kelahiran di Kudus waktu itu, pernah dibina oleh guru ’civic’ esempe (SMPN I Kudus) dan kemudian menjadi pendidikan kewargaan negara (PKN) sewaktu di esema (SMAN Kudus), saya diperintah harus menghafal dan hafal pembukaan Undang-Undasar 1945, bahkan karena kehilafan kemalasan saya tidak bisa hafal sehingga saya diperintah bapak guru saya harus menulis di buku tulis empat alinea pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebanyak 25 kali.

Kebetulan sekolah itu adalah ‘favorit’ (menjadi pilihan) di kota kami dan kami berteman dengan etnis cina dan temen-temen beragama kristen katolik dan protestan serta beragama buda. Kita semua akrab, enjoy tidak ada persoalan tentang pergaulan diantara kita. Bahkan temen-temen tionghoa sangat hafal dengan pembuakaan Undang-Undang Dasar 1945. Alhamdulillah saya beragama Islam dan selalu inget hafalan tentang pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang terkesan adalah pada alinea ketiga berbunyi, ”Atas berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Sedemikian tawadhu’nya pernyataan yang terungkap oleh para pendiri bangsa ini yang dengan cucuran keringat dan darahnya berhasil merebut dan menyatakan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketauhidannya yang sangat teruji sehingga tereja-wantahkan dalam pernyataan tersebut, yang dengan sepenuh keyakinan yang sangat disadarinya menjunjung paling tinggi bahwa meskipun mereka dengan modal dan kemampuan seadanya tapi dengan keberaniannya yang prima didasari iman dan amal yang tulus mereka tidak mau menampakkan dirinya atau tidak menganggap dirinya membuat negara ini merdeka, kecuali hanya kehendak-Nya berupa keberkahan atas rahmat-Nya.

Dalam Al-Qur’an, Alloh Ta’ala mengkisahkan umat Islam pada zamannya Rosululloh Sholallohu alaihi wasallam, ketika pada bulan Muharom seorang mukmin terpaksa membunuh orang kafir Quraisy karena orang mukmin penduduk asli disekitar Ka’bah itu dihalangi dari jalan Alloh (beribadah) dan dari Masjidil Haram. Perbuatan orang kafir yang menghalangi orang mukmin dari jalan Alloh ini oleh Alloh Subhanallohu wata’ala merupakan perbuatan fitnah akbar yang lebih besar (dosanya) dari pembunuhan, وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ, dan pembunuhan demikian dihalalkan meskipun pada bulan haram.

Dan sesudahnya orang kafir Quraisy itu tak henti-hentinya terus melakukan intimidasi dengan perbuatan yang lebih keji tanpa ada keinginan untuk bertobat dan menghentikan diri (QS. Al-Baqarah 217). Tampak jelas persoalannya dikalangan para sahabat dengan turunnya ayat ini, sehingga ketika itu seorang sahabat mengharapkan pahala besar dalam peperangan sebagai Mujahidin, seraya berucap, ”Ya Rasululloh, bolehkah kami mengharap ada peperangan? Hingga kami memperoleh pahala mujahidin dalam perang itu?” Maka Alloh menurunkan firman-Nya,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah 218).

Demikianlah para pendiri bangsa dari kalang ulama yang yakin kepada Alloh dan RosulNya, dan mengerjakan apa yang disyariatkan kepadanya, serta mereka yang meninggalkan kampung halamannya dengan keikhlasannya berjihad di jalan Alloh, maka mereka itulah yang sangat mengharapkan karunia dan pahala Alloh.

Mereka jauh dari kesombongan dan terbukti dengan ungkapannya yang tercetus pada alinea ketiga pembukaan UUD 1945 tersebut bahwa kemerdekaan itu hanya bisa diperoleh ATAS BERKAT RAHMAT ALLOH YANG MAHA KUASA. Dirgahayu Republik Indonesia, hanya karena rahmat-Mu kami selalu memohon Taufiq agar bangsa Indonesia dimudahkan kembali bertobat dan beriman serta ikhlas beramal demi Engkau semata bagi kemerdekaan yang memberkahi segenap bangsa, makmur berkeadilan, gemah ripah loh jinawi karto raharjo, murah kang sarwo tinuku, panjang dowo pucapane, punjung duwur kawibawane.
Astaghfirullohal azhim,
Allohumma sholi’ala muhammad
اَللّٰهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتِنَافِي الْأُمُوْرِكُلِّهَاوَأَجِرْنَامِنْ خِزْيِ الدُّنْيَاوَعَذَابِ الْآخِرَةِ
Ya Alloh, jadikan segala urusan kami berakhir dengan baik. Dan lindungi kami dari bencana dunia dan adzab akhirat. Aamiin

Sendang Indah, Semarang, Selasa pagi, 17 Agustus 2021.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *